Kamis, 03 September 2015

Belajar Dari Penjual Es Tape Keliling

Cuaca panas siang hari yang mulai dirasakan sejak beberapa waktu ini ternyata (bisa jadi) merupakan berkah bagi para penjual es tape keliling. Ia akan lebih semangat menjajakan jualannya, lebih sumringah dari biasanya. Walau ia belum tau apakah dengan dukungan alam seperti cuaca siang ini jualannya akan lebih laku dibanding hari-hari biasa.
Penjual es semakin dekat. Senyumnya tampak setelah melihat di depan ada beberapa orang yang sedang berkumpul, saya dan sahabat-sahabat (tak ada orang lain selain kami). Barangkali, dalam hatinya berkata, 'rejeki semakin dekat saat orang-orang mulai terlihat'. Ia terus mengayuh sepedanya sambil melirik ke tempat duduk kami. Saya membalas senyumnya.

Penjual es tape lewat..

Selain saya, tak ada yang membalas senyum si Bapak Penjual es tape. Sahabat saya yang lain tetap asik dengan obrolan yang saya tinggalkan sejenak untuk membalas senyum si Bapak itu.
Senyumnya mulai hilang saat ia mulai sadar bahwa lirikan dan senyum saya hanya sebuah penghormatan dan pesan kepadanya bahwa saya menghargai lirikan dan senyumnya saja, bukan untuk membeli.

Saya nimbrung lagi dengan obrolan sahabat-sahabat. Tapi diam-diam saya masih memikirkan Bapak Penjual es tape. Saya membayangkan betapa mudah sekali untuk mendapat peluang kebahagiaan hanya dengan bertemu dengan orang. Barangkali memang dalam setiap pekerjaan diharuskan bertemu banyak orang. Karena dengan bertemu banyak orang walau tidak langsung memberi kebahagiaan, setidaknya ia mendapat sebuah peluang kebahagiaan, walau hanya dengan senyuman.